Sekitar tahun 1964 lokasi tanah ini direncanakan untuk di beli.
Waktu itu ada dua tempat yang rencanannya akan di beli. Yang pertama di lokasi
Coca-cola (saat ini) dan yang berikutnya di lokasi
paal dua yang waktu itu lebih luas lokasinya dari coca-cola. Hanya saja daerah
paal dua itu masih berada di pinggiran kota kala itu.
Pdt. Raranta yang menjadi
ketua daerah kala itu memilih daerah paal dua untuk menjadi kantor Advent.
Dasar pertimbangannya tanah itu lebih luas dan berada di jalur jalan protocol .
walapun lokasi ini masih di pinggiran kota. Dan pada tahun yang sama tanah
kantor ini pun di beli oleh Organisasi GMAHK. (sumber : Ibu Poulin Raranta, Alm)
Setelah kator daerah misi Minahasa Utara ada Paal
dua, mulailah terbentuk perkumpulan ibadah pengerja yang merupakan cikal bakal
Jemaat Paal dua.
Catatan dari ibu Thelda Pieter
Pada awal tahun 1967 kami jemaat Paaldua masih bergereja di aula
Yayasan Rapih Paaldua. Adapun anggota jemaat ada yang bertempat tinggal
di Perkamil, Ranomut dan seputaran Paaldua. Dengan pertimbangan tua-tua jemaat,
maka tua-tua jemaat menemui ketua daerah Bpk. Pdt. John Raranta untuk meminjam
lahan dibelakang kantor daerah agar bisa dijadikan "tempat ibadah
sekaligus sekolah dasar". Setelah menemui ketua daerah, Puji Tuhan
permohonan dikabulkan oleh ketua daerah.
Tua-tua jemaat dan anggota jemaat bahu-membahu mengumpulkan dana
untuk membeli bahan bangunan gereja juga sekolah dasar. Pada bulan Agustus mulai
diadakan pembersihan lahan. Dan selama kurang lebih satu bulan kami baru bisa
melaksanakan ibadah, tepatnya dibulan September. Pembangunan gereja pada saat
itu masih bersifat darurat yang mana bertiang kayu ting, dinding anyaman bambu
(pitate), beratap rumbia (katu) dan lantai tanah, saat itu ada beberapa kendala
selama kami melaksanakan ibadah, diantaranya
tunas-tunas pisang yang bertumbuh di dalam bangunan gereja, sehingga di setiap
hari Jumat ada beberapa angota jemaat harus memangkas tunas-tunas pisang yang
tumbuh di dalam ruangan gereja.
Pada bulan Oktober Tepatnya sabat tanggal 10 jam 10 pagi disaat
jemaat sementara berdiskusi sekolah sabat, terjadi gempah bumi 7,2 SR dan
langsung berlari keluar dari bangunan gereja karena mengingat bangunan
disamping gereja berlantai dua yang sudah lama. dan gempa terjadi beberapa
menit terjadi beberapa kali. Dan ibadah diskusi sekolah sabat di lanjutkan di
bawa pohon-pohon pisang yang ada sampai ibadah khotbah selesai.
Pada bulan Januari tahun berikutnya (1968) SD Advent Paaldua dibuka
dengan penerimaan siswa dari kelas satu dan hanya sampai kelas lima. Dengan
bersiswakan kurang lebih 29 orang. Dan saya (Thelda Pieter) berada dikelas lima
bersama dengan dua orang teman; Renny Manus, Leopold Raranta. Dan kami belajar
dengan bangku dan meja sekolah setiap harinya dipinjam dari Kel Pdt. Onsu, Kel
Pdt. Mandey dan Kel Pdt. Masie. Pada setiap hari jumat kami hanya mengembalikan
meja sementara bangku akan kami pakai untuk ibadah gereja besoknya. Jadi
bangunan gereja berfungsi ganda disaat itu, dari hari Senin - Jumat dipakai
bersekolah.
Pada pertengahan tahun 1969, Pdt. Jhon Raranta meminjamkan kepada
jemaat bangunan gereja Pantekosta yang telah dibelinya Sendiri. Dan
dipertengahan tahun itu kami mulai beribadah dibangunan ex Gereja Pantekosta.
Dengan berjalannya waktu telah beredar informasi akan dibangun Pasar
Paaldua, dengan perencanaan pembangunannya mencakup penggunaan lahan sapai
semua bangunan rumah dan perkantoran yang ada di sekitar lahan pasar harus
dibongkar atau dipindahkan. Kecuali tempat-tempat ibadah, sehingga dengan
keputusan cerdik ketua daerah saat itu meminta jemaat Paaldua agar dengan segera membangun gereja dilahan
kosong tepatnya dibangunan Gereja sekarang ini. Sementara pendanaan pembangunan
gereja dibantu dari dua Kel keturunan warga Tiong Hoa (Ztr. Ani besama Ztr. Nelly)
dan di bantu dengan apa adanya dari semua anggota jemaat hingga bangunan
langsung dibangun secara permanen. Sehingga di kompleks bangunan gereja dan
kantor daerah tidak terjadi penggusuran. Jadi lahan dari kantor daerah yang ada
sampai saat ini semua diselamatkan oleh keberadaan bangunan gereja. Thelda Pieter.
Gereja ini di organiser tahun 1969 (Sumber : Buku catatan sidang)
Berikut adalah data Ketua-ketua Jemaat dan pendeta yang melayani
tiap tahun :
1969, Belum Terdata
1970, Belum Terdata
1971, Belum Terdata
1972, Belum Terdata
1973, Belum Terdata
1974, Belum Terdata
1975, Belum Terdata
1976, Belum Terdata
1977, Belum Terdata
1978, Belum Terdata
1979, Belum Terdata
1980, Belum Terdata
1981, Belum Terdata
1982, Belum Terdata
1983, Belum Terdata
1984, S. Wewengkang
1985, S. Wewengkang, Butje Coloay, , , ,
Pdt. F. Rattu,
1986, S. Wewengkang, , , , , , Pdt. R. Mamanua
1987, S. Wewengkang, , , , , ,
1988, S. Wewengkang, , , , , ,
1989, S. Wewengkang, , , , , ,
1990, S. Wewengkang, , , , , ,
1991, S. Wewengkang, , , , , ,
1992, S. Wewengkang, F Walean, Wem Kumaat , , , ,
1993, Belum Terdata
1994, Belum Terdata
1995, S. Wewengkang, Wem Kumaat, Butje
Coloay, , , Pdt. Jemmy Sumilat,
1996, S. Wewengkang, , , , , ,
1997, S. Wewengkang, , , , , ,
1998, S. Wewengkang, , , , , ,
1999, S. Wewengkang, , , , , ,
2000, S. Wewengkang, , , , , ,
2001, W. Limbong, F. Masie, H. Mamesah-L,
W. Kumaat, S. Wewengkang, Pdt. J. Madelu, Pdtm. G. N. Manurip
2002, H. Mamesah-L, S. Wewengkang, J.
Wungkana, J. Kainde, G. Manueke, Pdt. J. Madelu, Pdtm. G. N. Manurip
2003, F. Massie, V. Raranta, Pdt. Lampus,
H. Mamesah-L, , Pdt. Y. kasingku, Pdtm. A. Salindeho
2004, V. Raranta, , , , , Pdt. Y.
kasingku,
2005, V. Raranta, J Runturambi, L
Waworuntu - Manaroinsong, , , Pdt. Y. kasingku, Pdtm Kumios
2006, V. Raranta, , , , , ,
2007, V. Raranta, J Runturambi, W.
Limbong, H. Langi, G. Manueke, Pdt. Y. kasingku, Pdtm J. Tendean
2008, V. Raranta, J. Wungkana, H. Langi,
G. Manueke, , Pdt. Y. Kasingku,
Pdt F Rachman, Pdtm J. Tendean, Pdt. F.
Wawondatu
2009, V. Raranta, H. Langi, H. Sumanti, G.
Manueke, , Pdt. F. Rachman, Pdt. F. Wawondatu
2010, V. Raranta, H. Langi, J. Wungkana,
S. Tanjung-Tanny, , Pdt. F. Wawondatu, Pdt. R. Legoh
2011, V. Raranta, S. Tanjung-Tanny, J.
Wungkana, H. Langi, , Pdt. J. Bakulu, Pdt. R. Legoh
2012, V. Raranta, H. Langi, R. Matindas,
S. Tanjung-Tanny, Aprisia Waworuntu, Pdt. J. Bakulu, Pdt. R. Legoh
2013, R. Matindas, S. Tanjung-Tanny, R.
Kumayas, Aprisia Waworuntu, ,
Pdt. R. Mamarimbing, Pdt. R. Makalew
2014, R. Kumayas, R. Matindas, H. Pungus,
S. Tanjung-Tanny, Wine Hidupan,
Pdt. R. Mamarimbing, Pdt. R. Makalew
2015, R. Kumayas, R. Matindas, S.
Salindeho-L, Wine Hidupan, , Pdt. R. Mamarimbing, Pdt. R. Makalew
2016, Ronny Matindas, Sesca Salindeho-L,
Joseph Kambey, Winne Hidupan, Ronny Kumayas,
Pdt. Artemas Salindeho, Pdt. R. Makalew
2017, Ronny Matindas, Ronny Kumayas,
Joseph Kambey, Sesca Salindeho-Londah, Marvel Rompas,
Pdt. Artemas Salindeho, Pdt. Juwiner
Kasingku
2018, Ronny Matindas, Ronny Kumayas,
Marfel Rompas, Chilion Diar Toba, Evelyn Wagiu-Manueke,
Pdt. Artemas Salindeho, Pdt. Juwiner
Kasingku
2019, Ronny Matindas, Marfel Rompas,
Chilion Diar Toba, Winne Hidupan, Ronny Kumayas,
Pdt. Wilson Tambuwun, Pdtm Ryan Kuhu, Pdtm Bill Mamengko
Catatan :
Informasi dari
beberapa sumber :
Ketua Jemaat
Tahun 1969 s/d 1977
ada beberapa nama ketua Jemaa diantaranya S. Sarwan
Tahun 1978 s/d 1983
ada beberapa nama ketua jemaat yaitu dr Supit, Sdr Maringka, Sdr Madelu dan Sdr
W Kumaat
Jemaat Cabang :
Tahun 1988 Jemaat Paaldua
mengorganisir Jemaat Liwas dan Jemaat Perkamil
Tahun 1989 (September) Jemaat
Paaldua mengorganisir Jemaat Winuangan
Tahun 2000 Jemaat Paaldua
mengorganisir Jemaat Bukit Dendengan
Tahun 2009 Jemaat Paaldua
mengorganisir Jemaat Gritma.
Pendeta Yang Melayani :
No comments:
Post a Comment